Bismillah.
Salah satu keindahan dakwah tauhid yang ditunjukkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah di dalam risalah Qawa’id Arba’ ialah kalimat doa yang beliau panjatkan di bagian awal risalah ini. Diantaranya beliau mengatakan, “Dan semoga Allah menjadikanmu diberkahi di mana pun kamu berada.”
Sebagaimana diterangkan para ulama, bahwa berkah itu adalah banyaknya kebaikan yang senantiasa menetap. Keberkahan adalah kebaikan yang banyak dan terus-menerus mengalir. Demikianlah diantara pujian yang diberikan oleh Nabi ‘Isa ‘alaihis salam kepada Allah sebagaimana dikisahkan dalam ayat (yang artinya), “Dan Allah menjadikanku diberkahi dimana pun aku berada.” (Maryam : 31)
Berkah yang ada pada seorang muslim berawal dari iman yang tertanam di dalam jiwanya. Iman yang mengakar dari dalam hati dan membuahkan kebaikan dalam bentuk ucapan lisan dan perbuatan anggota badan. Sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Seorang muslim yang baik adalah yang membuat kaum muslimin lain selamat dari lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari no 10)
Berkah yang muncul di dalam perilaku kaum beriman adalah berkah yang diberikan Allah kepada mereka yang tunduk kepada ajaran dan petunjuk-Nya. Orang-orang yang diberikan kepahaman di dalam agama dan mengikuti ajaran nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya niscaya Allah pahamkan dia dalam hal agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Berkah yang mengalir dalam kehidupan insan bermula dari keikhlasan dan ketulusannya dalam mengabdi kepada Allah. Sebab amal yang tidak dilandasi keikhlasan tidak mendatangkan pahala, bahkan akan menjadi sia-sia. Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan kepada-Nya agama/amalan dengan hanif/bertauhid…” (al-Bayyinah : 5)
Berkah yang menyirami detik demi detik nafas kehidupan itu bersumber dari murninya niat dan bersihnya hati dalam menghamba kepada Rabbnya. Hati yang telah tercelup dengan iman dan ibadah. Hati yang terisi dengan rasa takut kepada Allah dan berharap akan rahmat-Nya. Hati yang menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan dan tempat bergantungnya segala urusan. Hati yang menyadari bahwa Allah yang telah menciptakan dan memberikan rezeki kepadanya. Hati yang mempersembahkan sholat, sembelihan, dan ibadah kepada Allah semata. Hati yang merasakan kelezatan iman dalam ibadah dan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pasti akan merasakan lezatnya iman, orang yang ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai rasul.” (HR. Muslim). Seorang ulama terdahulu bernama Malik bin Dinar rahimahullah mengatakan, “Telah keluar para pemuja dunia dalam keadaan belum merasakan sesuatu yang paling baik di dalamnya.” Orang-orang pun bertanya, “Wahai Abu Yahya, apakah itu sesuatu yang terbaik di sana?” beliau menjawab dengan lembut, “Mengenal Allah ‘azza wa jalla.”
Semoga Allah memberkahimu… adalah sebuah doa yang sangat indah. Doa yang mencerminkan perasaan hati dan keinginan baik dari seorang da’i kepada masyarakat yang dia hadapi. Sebuah doa yang berisi harapan dan cita-cita demi kebaikan masa depan mereka. Sebuah doa yang menunjukkan betapa besar motivasi yang beliau miliki dalam dakwahnya.